Sepuluh tahun yang lalu, di sekolah menengah pertama, aku pertama kali menyatakan rasa suka pada seorang gadis dikelasku. Meskipun malu menyatakannya didepan orang banyak, dia menerima perasaanku. Rasanya, hatiku ingin meledak-ledak saat itu.
Lima belas tahun yang lalu, Ayah mengajakku pulang kampung ke Kalimantan dengan kapal Pelni. Bagi anak sekolah dasar, empat hari tiga malam terombang-ambing diatas lautan terasa sangat melelahkan, tetapi entah mengapa birunya laut selalu membuatku tenang. Sepertinya, aku mulai mencintai perjalanan semenjak dari titik ini.
Dua puluh tahun lalu, aku tak ingat apa-apa tentang diriku. Mungkin, aku hanyalah anak kecil yang merengek, meminta pedang-pedangan baru kepada Ayah dan Ibu. Seperti anak kecil lainnya yang selalu menangis ketika orang tuanya tak memberi apa yang ia mau.
Dua puluh lima tahun lalu, aku terlahir didunia. Tepat pada hari ini.
Terima kasih ya Allah, untuk dua puluh lima tahun yang luar biasa ini. Dua puluh lima tahun yang penuh kisah dan cerita. Dua puluh lima tahun yang penuh tawa dan tangis. Dua puluh lima tahun yang tak bisa diungkapkan hanya dengan kata-kata…
.
Semoga apa yang kujalani ini selalu penuh berkah dan bermanfaat bagi orang lain..